TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
Abd.
Azis Tata Pangarsa, M.Pd
Karya
ilmiah adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang diakui dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan
tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah
disepakati atau ditetapkan. Setiap lembaga yang menyelenggarakan kegiatan atau
ativitas ilmiah umumnya menetapkan suatu pedoman penulisan karya ilmiah yang
berlaku pada lembaga yang bersangkutan. Namun demikian, secara umum pedoman
yang ditetapkan oleh lembaga tersebut mengacu pada acuan penulisan karya ilmiah
yang sudah berlaku secara umum atau secara internasional.
Secara umum, karya tulis yang dapat
dikatakan sebagai karya tulis ilmiah terbagi atas dua pilahan, yakni (1) karya
tulis berupa hasil penelitian, seperti: skripsi, tesis, disertasi, artikel
hasil penelitian, makalah hasil penelitian, dan laporan hasil penelitian
lainnya; dan (2) karya tulis bukan dari hasil penelitian atau bersifat hasil
pemikiran konseptual, seperti: artikel teoritik, makalah teoritik, buku ajar,
dan karya tulis bukan hasil penelitian lainnya.
Teknik penulisan karya ilmiah mengatur tentang bagaimana suatu karya tulis
ilmiah, baik yang berupa hasil penelitian maupun hasil gagasan konseptual harus
ditulis dan dilaporkan. Apa yang ditulis dan dilaporkan harus sesuai dengan
kaidah yang diatur oleh lembaga dimana penulis karya ilmiah sedang studi
atau bekerja. Sedangkan, untuk penulis yang hendak menulis karya ilmiah pada
lembaga di luar instansi penulis, maka ia harus mengikuti kaidah penulisan yang
telah ditetakan oleh lembaga yang bersangkutan.
Aturan tentang teknik penulisan ini umumnya dimulai dari lembar pertama berupa halaman judul
sampai dengan lembar terakhir berupa lembar lampiran penelitian. Secara rinci teknik penulisan berisi tentang sistematika
penulisan, konsistensi pembaban, penyajian gambar dan tabel, cara pengutipan,
penyusunan daftar rujukan, dan penyusunan daftar lampiran.
A. Karya Ilmiah Berupa Hasil Penelitian
Sebagai bagian dari insan akademik, kita
dituntut untuk melakukan kegiatan penelitian dalam mencari kebenaran tentang
alam dan keadaan sosial di sekitar kita, sehingga apa yang kita lakukan
memenuhi persyaratan bahwa kegiatan kita tersebut dapat dikatakan sebagai
kegiatan ilmiah. Namun demikian, terdapat cara lain yang dapat digunakan untuk
mencari kebenaran selain dengan pendekatan ilmiah, yakni pendekatan non ilmiah.
Hal demikian sebagaimana diungkapkan oleh
Suryabrata (dalam Salladien, 1989), bahwa tanpa disadari, semenjak manusia
purba selalu merindukan kebenaran, yang tak lain berupa pengetahuan yang benar.
Untuk mencapainya, dapat menerapkan dua cara pendekatan, yakni (1) pendekatan
non ilmiah, seperti: akal sehat (common sense), prasangka, instuisi, kebetulan,
dan pendapat otoritas; dan (2) pendekatan ilmiah, apabila suatu pengalaman
dibangun atau pun didasarkan atas teori tertentu, dan atau teori itu berkembang
dan dibangun berdasarkan langkah-langkah yang sistematis, terkontrol dan ajeg
berlandaskan fakta-fakta empiris, yakni melalui penelitian ilmiah.
Kebiasaan mencari kebenaran melalui
pendekatan yang non ilmiah akan sangat diwarnai oleh subyektivitas pencari
kebenaran dan sulit untuk mencari kebenaran yang obyektif. Sebab kebenaran
menurut subyek yang satu mungkin bukan merupakan kebenaran menurut subyek
lainnya. Sebagai contoh, bahwa hukuman mati itu benar menurut kelompok
tertentu, tapi tidak benar menurut kelompok lain; atau pendapat otoritas bahwa
untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dicapai melalui ujian nasional itu
adalah benar, namun menurut para pakar pendidikan lainnya itu tidak benar; dan
sebagainya.
Untuk mengatasi kelemahan pendekatan non
ilmiah, maka digunakanlah pendekatan ilmiah, yang mana setidaknya kebenaran
yang ditemukan melalui pendekatan ilmiah ini akan menjadi kebenaran yang lebih
obyektif. Artinya bahwa bahwa kebenaran yang ditemukan melalui penelitian
ilmiah, selayaknya dapat diuji oleh peneliti lain. Jika dilakukan dengan metode
yang sama, ataupun langkah-langkah yang sama, hasilnya akan sama, atau
setidaknya hampir sama. Hal tersebut dapat terjadi karena landasan
penyimpulannya secara ilmiah, yang bercirikan obyektivitas dan kontinuitas.
Penelitian merupakan salah satu dari suatu
tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan
menggunakan pendekatan ilmiah. Penelitian sendiri dapat diartikan sebagai upaya
untuk memecahkan masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara yang sistematis
dan mendapat dukungan secara teoritis. Dengan melakukan penelitian berarti kita
berusaha untuk memecahkan masalah yang ada dengan menggunakan berbagai
cara atau metode sebagaimana
layaknya cara atau metode yang digunakan
oleh para ilmuwan pada umumnya.
Hal penting lainnya dari adanya kegiatan
penelitian adalah ditemukannya berbagai teori yang mendukung kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi; sebab hasil-hasil temuan penelitian akan mempercepat
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Perhatikan negara
yang maju ilmu pengetahuan dan teknologinya, pasti mereka memiliki budaya
meneliti yang tinggi; dibandingkan budaya meneliti di negara berkembang atau
negara yang kurang maju.
Sebagaimana diungkapkan oleh Murdick
(dalam Indriantro dan Supomo, 1999:3) bahwa keterkaitan antara penelitian dan
ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut,
Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memiliki
kriteria tertentu. Penelitian, dengan
demikian, mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu. Penelitian pada dasarnya
merupakan operasionalisasi dari metode yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah yang dikenal dengan metode ilmiah.
Keterkaitan
antara pengetahuan, ilmu dan penelitian digambarkan secara jelas oleh Huda
(2000) bahwa, pengetahuan berasal dari kata tahu, kegiatan tahu atau mengetahui itu melibatkan indera,
syaraf, dan otak. Produk dari
kegiatan ini adalah pengetahuan, yang dapat berbentuk gagasan atau ide,
cara-cara berpikir, informasi, dan data. Sumber pengetahuan pertama dan yang
paling produktif adalah pengalaman. Sedangkan ilmu adalah sekumpulan
pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis mengenai alam semesta. Kumpulan
pengetahuan itu telah terakumulasi bertahun-tahun bahkan mungkin dari satu
generasi ke generasi berikutnya mengalami penambahan dan penyempurnaan. Oleh
karena dalam bahasa Indonesia, istilah ilmu (science) juga disebut ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan adalah produk dari suatu
pengamatan atau pemikiran yang sistematis dengan mengikuti kaidah dan tunduk
pada asas tertentu.
Lebih lanjut
dikemukakan bahwa kaitan antara ilmu dan penelitian dapat dijelaskan dari
kedudukan ilmu sebagai metode. Tidak semua pengetahuan termasuk ilmu
pengetahuan. Yang termasuk dalam ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui suatu kegiatan yang memenuhi syarat tertentu (rasional,
kognitif, dan teleologis). Kegiatan itu dilaksanakan dengan menggunakan
prosedur tertentu yang sistemik serta dapat dipertanggungjawabkan untuk
menghasilkan pengetahuan yang sahih dan akurat. Prosedur itu secara umum adalah
mengidentifikasi masalah serta merumuskan masalah, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Prosedur semacam ini dinamakan
pendekatan ilmiah, dan seluruh rangkaian aktivitas ini dinamakan penelitian.
Dengan kata lain, ilmu pengetahuan itu adalah pengetahuan yang diperoleh dan
dikembangkan melalui aktivitas penelitian.
Sebagai cara mencari kebenaran yang
menggunakan pendekatan ilmiah, maka penelitian harus memenuhi kriteria tertentu,
yakni:
1. Menyatakan tujuan secara jelas,
2. Menggunakan landasan teoritis dan metode
pengujian data yang relevan,
3. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji
dari telaah teoritis atau berdasarkan pengungkapan data,
4. Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang
(replikasi),
5. Memilih data dengan presisi dan sehingga
hasilnya dapat dipercaya,
6. Menarik kesimpulan secara obyektif,
7. Melaporkan hasilnya secara parsimony atau sederhana, dan
8. Temuan penelitian dapat digeneralisasi (Indriantro dan Supomo, 1999:14).
Dari ke delapan kriteria di atas, dua
kriteria yang meski tidak harus selalu ada, yakni mengembangkan hipotesis dan
temuan penelitian dapat digeneralisasikan. Kedua kriteria ini lebih condong
sebagai tambahan bagi penelitian kuantitatif, yakni suatu penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif yang memang menguji hipotesis.
Adapun untuk aturan penulisan karya ilmiah
berupa hasil penelitian umumnya telah ditentukan oleh setiap lembaga yang
menyelenggarakan kegiatan ilmiah. Misalnya, adanya pedoman penulisan skripsi di
setiap fakultas, adanya pedoman penulisan tesis dan disertasi pada
penyelenggara program pascasarjana, bahkan ada perguruan tinggi yang mengatur
teknik penulisan hasil penelitian yang seragam untuk semua fakultas dan program
pascasarjana bahkan setiap unit yang ada di lingkungannya.
B. Karya Ilmiah Berupa Bukan Hasil Penelitian
Karya
tulis ilmiah bukan hanya karya tulis yang berupa hasil-hasil penelitian sebagaimana
telah diungkapkan sebelumnya. Karya tulis bukan hasil penelitian berupa karya
tulis yang menelaah dan mendeskripsikan suatu konsep, prinsip, teori, peristiwa
atau fakta yang terjadi dan lain sebagainya. Karya tulis ini umumnya berupa
artikel yang ditulis pada suatu jurnal, makalah yang biasanya dibuat untuk
memenuhi tugas suatu mata kuliah atau untuk tujuan lainnya, buku ajar dan
sebagainya. Namun demikian, pada umumnya teknik penulisan yang digunakan
keduanya (karya ilmiah hasil penelitian dan nonhasil penelitian) adalah sama,
perbedaan lebih pada bentuk format pelaporannya.
Sebagai
contoh, format penulisan artikel pada suatu jurnal terakreditasi yang bernama
Jurnal Ilmu Pendidikan yang diterbitkan oleh LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) dan ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) memberikan
petunjuk bagi calon penulis tentang sistematika penulisan artikel sebagai
berikut:
1.
Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama
penulis (tanpa gelar akademik); abstrak (maksimum 100 kata); kata kunci;
pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang
lingkup tulisan; bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian);
penutup atau kesimpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang
dirujuk)
2.
Sistematika artikel hasil penelitian adalah: judul;
nama penulis (tanpa gelar akademik); abstrak (maksimum 100 kata) yang berisi tujuan, metode dan hasil
penelitian; kata kunci; pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang,
sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan
penelitian; metode; hasil; pembahasan; kesimpulan dan saran; daftar rujukan
(hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).
C. Teknik
Penulisan Karya Ilmiah
Teknik
penulisan mengatur tentang bagaimana
suatu karya penelitian harus ditulis dan dilaporkan. Apa yang ditulis dan
dilaporkan harus sesuai dengan kaidah yang diatur oleh lembaga dimana peneliti
belajar atau bernaung. Pada dasarnya tidak terdapat cara yang seragam dalam
menulis suatu kutipan dan daftar rujukan. Setiap lembaga perguruan tinggi atau
lembaga lainnya bebas menentukan gayanya sendiri-sendiri dalam merumuskan pola
pengutipan mana yang akan dipakai, atau bahkan ada lembaga pendidikan tinggi
tertentu membebaskan mahasiswanya untuk memilih cara pengutipan sesuai dengan
seleranya, yang penting dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
Aturan tentang gaya penulisan ini dimulai
dari lembar pertama biasanya berupa halaman judul sampai dengan lembar terakhir
berupa lembar lampiran penelitian. Secara rinci gaya penulisan berisi tentang
sistematika penulisan, konsistensi pembaban, penyajian gambar dan tabel, cara
pengutipan, penyusunan daftar rujukan, dan penyusunan daftar lampiran.
Pada bagian ini berturut-turut akan
dibahas tentang cara pengacuan dan pengutipan, penyajian gambar dan tabel, penyusunan daftar rujukan, sedangkan bagian
lain dapat dilihat pada pedoman penulisan yang dibuat oleh setiap
lembaga pendidikan dimana penulis bernaung (belajar ataupun bekerja).
1.
Cara Pengutipan
Pada
umumnya terdapat tiga cara dalam menyajikan kutipan dalam suatu laporan karya
ilmiah, yakni menggunakan innote, footnote dan endnote. Cara manapun yang
dipakai adalah benar asalkan dilakukan secara konsisten mulai dari lembar
pertama dan lembar laporan terakhir. Innote adalah cara pengutipan dengan
meletakkan kutipan pada suatu halaman bersamaan dengan menempatkan nama
pengarang, tahun penerbitan dan nomor halaman yang dikutip pada suatu lembar
penulisan. Footnote adalah cara pengutipan dengan meletakkan kutipan pada
suatu halaman bersamaan dengan menempatkan nama pengarang dan nomor urut
kutipan, sedangkan pada bagian bawah kaki halaman dicantumkan nama pengarang
berikut identitas lainnya seperti tahun penerbitan, judul buku/jurnal, tempat
penerbit dan penerbit, nomor halaman, bahkan informasi tambahan yang dirasa perlu
disampaikan. Sedangkan endnote cara pengutipan dengan
meletakkan kutipan pada suatu halaman bersamaan dengan menempatkan nama
pengarang, dan nomor urut kutipan, sedangkan informasi tentang pengarang dan
identitas lainnya diletakkan pada lembar akhir suatu karangan; umumnya sebelum
bagian daftar pustaka/daftar rujukan. Untuk ulasan footnote secara lengkap silahkan dipelajari pada buku
pedoman penlisan skripsi fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.
a. Kutipan Langsung Kurang dari 40 Kata
Jika kutipan langsung jumlah katanya kurang dari
40 kata, maka penulisannya langsung masuk dalam paragrap yang bersangkutan.
Contoh Model Innote
Shrader, Mulford dan Blackburn (1989:46)
mengungkapkan bahwa "secara
teoritis, dalam berbagai literatur secara jelas diterangkan tentang pentingnya
konteks dan kondisi ketidakpastian dalam menentukan hubungan antara perencanaan
dan performansi". Terkait dengan ini, Tallman (1992:463) menyatakan bahwa
"komponen kunci dari berbagai strategi adalah maksud dan tujuan dari
strategi itu sendiri. Untuk itu perusahaan harus menyeleksi tujuan dan rencana
strategi dalam menghadapi lingkungan; sebab aspek kunci dari lingkungan adalah
ketidakpastian".
Kutipan di atas menunjukkan bahwa dalam
paragrap tersebut terdapat tiga buah kutipan langsung, yakni: (1) kutipan dari literatur karya tiga orang
yakni Shrader, Mulford dan Blackburn, nama yang ditulis diambil nama
belakangnya, karya diterbitkan tahun
1989, dan kalimat yang dikutip berada di halaman halaman 46; (2) kutipan dari
literatur karya Tallman, nama yang ditulis diambil nama belakangnya, karya
diterbitkan tahun 1992, dan kalimat yang
dikutip berada di halaman halaman 463.
Contoh Model Footnote
Shrader, Mulford dan Blackburn mengungkapkan
bahwa "secara teoritis, dalam
berbagai literatur secara jelas diterangkan tentang pentingnya konteks dan
kondisi ketidakpastian dalam menentukan hubungan antara perencanaan dan
performansi"[1]. Dan seterusnya....
Menurut
Balian ada tiga cara untuk mengawali proyek penelitian,
yakni (1) replication/replikasi, (2) advisor recommendation/rekomendasi
ahli/pakar, dan (3) original idea/ide
atau gagasan asli[2]. Dan seterusnya ....
Contoh Model Endnote
Pengutipan model endnote adalah sama seperti contoh model
footnote, namun catatan kaki yang ada
di bawah halaman, ditulis pada halaman bagian akhir tulisan karya ilmiah
sebelum menulis daftar rujukan atau daftar pustaka.
Adapun
penulisan daftar pustaka atau daftar
rujukan untuk ketiga model pengutipan di atas pada umumnya adalah sama,
yakni:
Balian, Edward, S. 1982. How to Design, Analyze, and Write Doctoral
Research, The Practical Guidebook. Boston: University Press of America,
Inc.
Shrader, C. B., Mulford,
C. L. and Blackburn, V. L. 1989.
Strategic and Operational Planning, Uncertainty, and Performance in Small Firm.
Journal of Small Business Management,
October: 45-60.
b. Kutipan Langsung 40 Kata atau Lebih
Jika kutipan langsung jumlah katanya 40 buah atau
lebih, maka penulisannya disendirikan dengan jarak baris satu spasi, dan
diketik mulai dengan ketukan ketujuh dari pinggir kiri dan kanan tepi batas
tulisan.
Contoh Model Innote
Di
Indonesia, sebenarnya telah banyak upaya
yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak lain seperti LSM, perguruan
tinggi maupun organisasi masyarakat lainnya dalam memberdayakan UKM seperti
pelatihan, pendidikan, penyuluhan serta pendampingan. Namun sesudah sekian
tahun upaya pemberdayaan usaha kecil dilakukan, maka pertanyaan mendasar yang
perlu dijawab menurut Zain dan Ashar (1998:111) adalah bagaimana tingkat
keberhasilan dari pembinaan tersebut?.
Pertanyaan ini diajukan mengingat tujuan pembinaan adalah:
1. Menghasilkan usaha kecil yang tangguh,
makin memiliki daya saing, mampu
menggerakkan, memadukan dan mengembangkan potensi sumberdaya menjadi
kekuatan efektif untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah;
2.
Meningkatkan usaha kecil menjadi usaha menengah;
3.
Menjadikan usaha kecil sebagai kekuatan utama dalam ekonomi rakyat;
4. Memperkukuh struktur perekonomian nasional.
Contoh Model Footnote
Di
Indonesia, sebenarnya telah banyak upaya
yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak lain seperti LSM, perguruan
tinggi maupun organisasi masyarakat lainnya dalam memberdayakan UKM seperti
pelatihan, pendidikan, penyuluhan serta pendampingan. Namun sesudah sekian
tahun upaya pemberdayaan usaha kecil dilakukan, maka pertanyaan mendasar yang
perlu dijawab menurut Zain dan Ashar adalah bagaimana tingkat keberhasilan dari
pembinaan tersebut?. Pertanyaan ini
diajukan mengingat tujuan pembinaan adalah:
1. Menghasilkan usaha kecil yang tangguh,
makin memiliki daya saing, mampu
menggerakkan, memadukan dan mengembangkan potensi sumberdaya menjadi
kekuatan efektif untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah;
2.
Meningkatkan usaha kecil menjadi usaha menengah;
3.
Menjadikan usaha kecil sebagai kekuatan utama dalam ekonomi rakyat;
4. Memperkukuh struktur perekonomian nasional[3].
Pengutipan
model endnote adalah sama seperti
contoh model footnote, namun catatan
kaki yang ada di bawah halaman, ditulis pada halaman bagian akhir tulisan karya
ilmiah sebelum menulis daftar rujukan atau daftar pustaka. Adapun penulisan
daftar pustaka atau daftar rujukan
untuk ketiga model pengutipan di atas pada umumnya adalah sama dengan contoh di
atas.
c.
Kutipan
Tidak Langsung
Kutipan
tidak langsung adalah kutipan dimana
kata-kata atau kalimat yang disajikan adalah simpulan peneliti terhadap suatu
uraian kalimat yang ada dalam sebuah atau lebih sumber pustaka. Ciri kutipan
tidak langsung biasanya hanya menyebutkan nama pengarang dan tahun penerbitannya saja dari suatu literatur,
namun demikian jika memungkinkan lebih baik nomor halaman dari naskah yang
disimpulkan hendaknya tetap disajikan. Ciri lainnya adalah tidak ada tanda
kutip pada awal kalimat maupun akhir kalimat.
Contoh Model Innote
Bagaimana
hubungan antara perencanaan dan performansi usaha? Hasil temuan dari penelitian
Shrader, Mulford & Blackburn (1989) menunjukkan bahwa perencanaan dan
performansi berhubungan dengan cara yang kompleks dan penting bagi usaha kecil;
sebagian besar temuannya mendukung adanya hubungan positif yang signifikan
antara perencanaan operasional dan performansi usaha kecil.
Dari contoh di
atas dapat dianalisis bahwa peneliti atau penulis menyajikan kutipannya dengan
cara menyimpulkan dari beberapa alinia yang ada pada sumber pustaka yang
dikutip, sehingga ia hanya menyajikan tahunnya saja sementara halamannya tidak
ditulis. Namun demikian, tetap disarankan untuk menulis halamannya dalam kutipan,
sehingga pembaca atau peneliti lainnya dapat mengecek keberadaan kutipan
tersebut, jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan. Misalnya dengan merubah
kutipan contoh pertama dengan menambahkan halaman 9 berarti bahwa kegiatan
penyimpulan dimulai dari hal 9 dan seterusnya. Untuk contoh pengutipan model footnote dan endnote
mengikuti cara-cara sebagaimana yang telah dicontohkan di atas.
2.
Penyajian Gambar dan Tabel
Penyajian gambar dan tabel pada umumnya juga beragam,
berikut hanyalah salah satu contoh cara penyajian yang sering digunakan dalam
penulisan karya ilmiah. Gambar dan tabel yang disajikan hendaknya utuh dalam
sebuah halaman, kecuali jika tidak dapat disajikan secara utuh maka diberi
penjelasan pada halaman berikutnya dengan kalimat gambar atau tabel lanjutan.
a. Penyajian Gambar
Gambar yang disajikan ditampilkan lebih dulu, selanjutnya
di bawahnya diberi keterangan judul gambar berikut sumbernya. Setiap gambar
diberi nomor urut. Nomor urut harus menunjukkan letak gambar ada di bab berapa?
dan nomor urut keberapa? gambar tersebut disajikan dan bab yang bersangkutan.
Misalnya gambar 2. 1 berarti gambar tersebut ada di bab 2 urutan ke 1, demikian
seterusnya. Semua tulisan gambar dan judul gambar dicetak tebal.
Contoh

Gambar 7.1 Diagram
Tingkat Kepercayaan Responden terhadap Adanya Hubungan antara Perencanaan
dengan Kinerja
b. Penyajian Tabel
Berbeda dengan penyajian gambar, penyajian tabel dimulai
dengan menyajikan judul tabel, selanjutnya baru menyajikan tabelnya. Aturan
penomoran dan penulisan judul tabel sama seperti aturan penomoran dan penulisan
judul gambar. Tabel hendaknya ditulis dengan spasi tunggal atau satu.
Contoh
Tabel 7.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Responden terhadap Adanya Hubungan
antara Perencanaan dengan Kinerja
|
No.
|
Interval Skor
|
Kriteria
|
Frekuensi
|
||
|
F
|
%
|
% Kumulatif
|
|||
|
1.
|
3 – 6
|
Sangat Rendah
|
-
|
-
|
-
|
|
2.
|
7 – 10
|
Rendah
|
-
|
-
|
-
|
|
3.
|
11 – 14
|
Cukup
|
16
|
15,53
|
15,53
|
|
4.
|
15 – 18
|
Tinggi
|
67
|
65,05
|
80,58
|
|
5.
|
19– 22
|
Sangat Tinggi
|
20
|
19,42
|
100
|
|
|
|
Jumlah
|
103
|
100
|
|
3. Penulisan Daftar Rujukan
Daftar rujukan adalah daftar pustaka atau literatur yang
benar-benar dikutip oleh peneliti di dalam laporan penelitiannya. Dengan
demikian pustaka yang dibaca oleh peneliti namun tidak dikutip tidak termasuk
dalam daftar rujukan. Yang disajikan dalam contoh berikut hanya salah satu cara
dalam menuliskan daftar rujukan.
Rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Hady, M. Samsul. 2005. Pemikiran Islam
tentang Hubungan Maknawi Tiga
Realitas: Tuhan, Manusia, dan Alam Semesta. El-Jadid,
Jurnal Ilmu Pengetahuan Islam, 3(1): 84-109.
Wahidmurni. 2005. Motivasi Kerja Dosen PTN
Ditinjau dari Karakteristik Individu (Analisis Teori Motivasi Maslow). Ulul Albab, Jurnal Studi Islam, Sains dan
Teknologi, 6(1): 5-20.
Rujukan dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Wahidmurni. 2005. Peningkatan Kualitas Belajar Statistika Pendidikan dengan Strategi
Pembelajaran Model Investigasi Kelompok di Kelas Mahasiswa Program Studi PAI
Fakultas Tarbiyah UIN Malang. Laporan
Penelitian tidak diterbitkan. Malang: Lemlitbang UIN Malang.
Khoiriyah, Siti, Mardiyatul. 2008. Manajemen Strategik Peningkatan Mutu Pendidik
(Studi Multikasus MAN Tlogo Blitar dan SMAN 1 Talun Blitar). Tesis, tidak
diterbitkan . Malang: Program Pascasarjana UIN Malang.
Rujukan dari Buku
Kartanegara, Mulyadhi. 2003. Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar
Epistemologi Islam. Bandung: Mizan.
Wahidmurni. 2007. Manajemen Perubahan Bisnis: Dari Teori ke Data. Malang: UIN-Malang
Press.
Rujukan dari Buku yang Berisi
Kumpulan Artikel dan Ada Editornya
Wahid, Abdurrahman. 2006.
Pendidikan di Indonesia, antara Populisme dan Elitisme. Dalam Mudjia Rahardjo
(Ed.), Quo Vadis Pendidikan Islam:
Pembacaan Realitas Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan (hlm. 1-4). Malang:
UIN-Malang Press.
Zain, D. dan Ashar, K. 1998. Pengalaman Membina Usaha
Kecil di Jawa Timur: Tinjauan Aspek
Kelembagaan. Dalam Harry Seldadyo
Gunardi (Ed.), Usaha Kecil Indonesia
Tantangan Krisis dan Globalisasi. (hlm. 109-116). Jakarta: Center for
Economic and Social Studies bekerjasama dengan The Asia Foundation, ISEI dan
PEPI.
Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel
Islamy, Muh., Irfan. 2003. Perilaku Kekuasaan Pemimpin Lokal (Suatu
Kajian tentang Perilaku Kekuasaan Kontinum dan Interface Kepala Desa dalam
Menangani Isu Pembangunan Desa), dalam Konstruksi Teori Ilmu-Ilmu Sosial,
Kumpulan Ringkasan Disertasi Program
Studi Ilmu-Ilmu Sosial Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
Surabaya: UNESA University Press. Hal. 530-544.
Rujukan dari Artikel dalam Surat Kabar
Ariawati, R. R. 8 April,
2000. Banyak Pengusaha Kecil Gigit Jari. Kompas.
Hlm. 23.
Suharmoko, Aditya and Alfian. August 7, 2008. Govt Stands Firm
Against Coal Mining Companies. The
Jakarta Post. Page 1.
Rujukan dari Artikel dalam Internet
Urata, S. 2000. Outline of Tentative
Policy Recommendation for SME Promotion in Indonesia. Policy Recommendation. (Online),
(http://jwww.jica.or.id, diakses 9 Agustus
2002).
Watts, Heidi.
2007. Staff & Organization
Development Madison Metropolitan School District. Classroom Action Research. (Online), (http://www.madison.k12.wi.us/sod/car/carisandisnot.html, diakses
8 Oktober 2007).
Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit
Ketetapan-Ketetapan MPR, MPR RI
hasil Sidang Umum MPR RI Tahun 1999 Beserta Perubahan Pertama Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Beserta Susunan Kabinet Persatuan
Nasional masa Bakti 1999-2004. 1999. Surabaya: Arloka.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), Beserta Penjelasannya. 2003. Bandung: Citra Umbara.
Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Kantor Wilayah Departemen
Perindustrian Propinsi Jawa Timur.
1997. Laporan Tahunan Kantor Wilayah
Departemen Perindustrian Propinsi Jawa Timur Tahun 1997. Surabaya: Kantor
Wilayah Departemen Perindustrian
Propinsi Jawa Timur.
Program Pascasarjana UIN Malang. 2007. Pedoman Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Malang: PPs UIN Malang.
Rujukan Berupa Karya Terjemahan
Amstrong, M. 1993. Menjadi Manajer yang Lebih Baik Lagi. Edisi
Ketiga. Terjemahan Daniel Wirajaya. 1995. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hunger, J. D. and Wheelen, T. L. 1996. Manajemen Strategis. Diterjemahkan
oleh Julianto Agung. 2001. Yogyakarta:
Andi.
Rujukan dari Koran Tanpa Penulis
Republika. 2 Januari,
2001. Kekuatan Ekonomi Ada pada UKM,
hlm 1.
The Jakarta Pos. May 6, 2008. Freedoms Down, Government Efficiency up in Reform Era: Survey, page
1.
Rujukan dari Makalah
Muslim, S. 2000. Reorientasi Sistem dan Proses Pendidikan,
Suatu Pemikiran dan Strategi Penciptaan SDM Unggul yang Beradab dalam Konteks
Menghadapi Keterpurukan Bangsa. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional
Pendidikan, BEM Universitas Negeri Malang, Malang, 11 Maret
Wibisono, D. 1999. Analisis
Keterkaitan Variabel Kinerja dalam Perusahaan Manufaktur. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional dan
Hasil-hasil Penelitian Forum Komunikasi Penelitian Manajemen dan Bisnis V,
Lustrum I Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang,
24-25 Juni.
Rujukan dari Internet berupa Karya Individual
Sarong, F. 2002. Membangun
Tanpa Perencanaan. (Online), (http://www.kompas.com/kompas.cetak/0206/II/NASIONAL/memb.08.htm,
diakses 19 Desember 2002).
Catatan:
Hal penting yang
harus diperhatikan oleh peneliti dalam menulis nama pengarang atau penulis
literatur yang dikutip atau dirujuk adalah kekonsistenan peneliti dalam menulis
nama pengarang dalam daftar rujukan. Umumnya nama pengarang ditulis secara
terbalik dari nama terakhir koma nama depan koma dan nama tengah baru titik.
1.
Jika nama penulis hanya terdiri atas satu kata saja,
maka ya ditulis satu. Misalnya Mariyam; maka penulisannya Mariyam (titik) tahun
terbit (titik) danseterusnya.
2.
Jika nama penulis terdiri atas dua kata, misalnya
Zulfikar Abdurrahman; maka penulisannya Abdurrahman (koma) Zulfikar (titik)
tahun terbit (titik) dan seterusnya.
3.
Jika nama penulis terdiri atas tiga kata, misalnya Aden
Yusuf Abdurrahman; maka penulisannya Abdurrahman (koma) Aden (koma) Yusuf (titik) tahun terbit (titik) dan seterusnya.
4.
Jika penulisnya terdiri atas dua orang, maka
penulisannya Abdurrahman (koma) Zulfikar dan Mariyam (titik) dan seterusnya
5.
Demikian selanjutnya. Jika nama kedua dan ketiga dan
seterusnya disingkat maka penulisannya berikutnya untuk nama yang lain harusnya
juga disingkat. Misalya: Abdurrahman (koma) Z(titik); Abdurrahman, A (titik dan
koma) Y (titik) demikian seterusnya.
DAFTAR RUJUKAN
Huda, Nuril. 2000. Penelitian dan
Publikasi Ilmiah. Dalam Ali Saukah dan Mulyadi Guntur Waseso (Penyunting), Menulis Artikel Untuk Jurnal Ilmiah. (hlm.
1-13). Malang: Universitas Negeri Malang.
Indriantoro, N dan Supomo, B. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis, untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia.
2008. Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP). Malang: LPTK dan ISPI
Salladien. 1989. Konsep-Konsep Dasar Penelitian Pendidikan
Terapan Analisis Korelasional. Malang: Proyek P-2T Ditjen Dikti Debdikbud.
[1] C. B.Shrader et all. 1989. Strategic and Operational Planning,
Uncertainty, and Performance in Small Firm. Journal of Small Business
Management, October: 45-60.
[2] Edward, Balian, S. 1982. How to Design, Analyze, and Write Doctoral
Research, The Practical Guidebook. Boston: University Press of America, Inc. Hlm. 1.
[3]
Djumilah, Zain dan K. Ashar. 1998. Pengalaman Membina Usaha
Kecil di Jawa Timur: Tinjauan Aspek
Kelembagaan. Dalam Harry Seldadyo
Gunardi (Eds), Usaha Kecil Indonesia
Tantangan Krisis dan Globalisasi. (hlm. 109-116). Jakarta: Center for Economic and Social
Studies bekerjasama dengan The Asia Foundation, ISEI dan PEPI. Hal. 111.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar