PENYUSUNAN PROPOSAL PTK
Abd. Azis Tata Pangarsa, M.Pd
Tidak terdapat suatu format baku bagi urutan suatu
proposal penelitian, namun pada umumnya format usulan PTK berisi unsur-unsur
sebagai berikut:
A.
Merumuskan Judul
Judul hendaknya menyatakan dengan akurat dan padat
permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas dan sederhana namun
secara tersirat telah menampilkan sosok PTK.
Beberapa contoh judul PTK adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Membaca
Puisi Melalui Pendekatan Proses pada Siswa Kelas IV SDN Kauman I Kota Malang.
2. Improving
Speaking Skill of the Second Grade Students Of SMP Negeri 5 Tahuna by Using
Role-Playing Technique.
3. Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan
Pecahan dengan Menggunakan Media Komik pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 08
Dau.
4. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca
Kritis dengan Strategi Modelling pada Siswa Kelas V SD Kristen Petra Malang.
5. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ibadah
Haji dengan Strategi Pembelajaran Model Investigasi Kelompok Siswa Kelas VII B
SMP Negeri Semboro.
B. Merumuskan Latar Belakang Masalah
Latar belakang hendaknya
mengemukakan pentingnya penanganan masalah yang diajukan melalui penelitian
ini. Untuk itu harus ditunjukkan fakta-fakta yang mendukung, baik yang berasal
dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa
hasil-hasil penelitian terdahulu (jika ada), akan lebih mengokohkan urgensi
serta signifikansi pemecahan masalah yang diajukan.
C. Merumuskan Rumusan Masalah
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat,
padat, jelas dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang
baik akan menampakkan variabel atau
konsep-konsep yang akan diteliti. Selain itu rumusan masalah hendaknya dapat
diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan untuk dikumpulkan atau dicari
datanya. Sebagai contoh rumusan masalah adalah “bagaimana proses peningkatan kualitas
pembelajaran Ibadah Haji melalui strategi pembelajaran model investigasi
kelompok siswa kelas VII B MTs Negeri Gondang Legi 3 Malang?”.
Oleh karena tugas guru dalam melaksanakan program
pembelajaran mencakup merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil belajar,
maka rumusan masalah umum di atas dapat dirinci menjadi rumusan masalah khusus
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses merencanakan pembelajaran Ibadah Haji melalui strategi
pembelajaran model investigasi kelompok siswa kelas VII B MTs Negeri Gondang
Legi 3 Malang?
2. Bagaimana proses melaksanakan pembelajaran
Ibadah Haji melalui strategi pembelajaran model investigasi kelompok siswa
kelas VII B MTs Negeri Gondang Legi 3 Malang?
3. Bagaimana penilaian proses
dan hasil pembelajaran Ibadah Haji
melalui strategi pembelajaran model investigasi kelompok siswa kelas VII B MTs
Negeri Gondang Legi 3 Malang?
D. Cara Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan
masalah yang diusulkan hendaknya memiliki landasan konseptual yang kuat dan
mantap yang bertolak dari pengamatan, rujukan teori atau bahkan dari
hasil-hasil penelitian sebelumnya. Pada bagian cara pemecahan masalah berarti
peneliti mengajukan adanya tindakan yang akan diterapkan dalam PTK. Pertanyaan
yang terkait dengan bagian ini adalah “akankah kita mengembangkan atau
menerapkan pendekatan atau strategi baru (sebagai tindakan) untuk menjawab
permasalahan pembelajaran ini?”. Tindakan yang diusulkan untuk diterapkan harus
mendapat dukungan yang kuat dari teori atau hasil penelitian sebelumnya. Hal
demikian penting sebagai pijakan untuk merumuskan hipotesis penelitian yang
diusulkan.
E. Merumuskan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian
hendaknya dirumuskan secara jelas dan dirumuskan secara konsisten dengan apa
yang dikemukakan dalam rumusan masalah. Perbedaan keduanya terletak pada cara
merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan bentuk kalimat
pertanyaan, sedangkan tujuan penelitian dirumuskan dengan menggunakan bentuk
kalimat pernyataan. Contoh rumusan tujuan penelitian adalah “tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan proses peningkatan kualitas pembelajaran
Ibadah Haji melalui strategi pembelajaran model investigasi kelompok siswa
kelas VII B SMP Negeri Semboro”; contoh lain “tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan proses pengefektifan
pembelajaran statistika pendidikan dengan strategi pembelajaran model investigasi
kelompok di kelas semester III mahasiswa jurusan PAI fakultas Tarbiyah UIN
Malang”.
F. Merumuskan Manfaat Penelitian
Dalam bagian ini perlu
dipaparkan secara spesifik manfaat-manfaat yang akan didapatkan dengan kegiatan
penelitian yang dilakukan, khususnya bagi siswa yang merupakan obyek dan subyek
langsung kegiatan penelitian; bagi siswa, bagi guru sebagai peneliti, bagi
sejawat lainnya, bagi sekolah/madrasah, dan bagi perguruan tinggi yang
menghasilkan lulusan calon guru.
G. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan
Pada bagian ini dikemukakan landasan substantif
dalam arti teoritik dan/atau metodologi yang dipergunakan peneliti dalam
menentukan alternatif tindakan yang akan diimplemtasikan. Untuk keperluan ini,
perlu dikemukakan suatu kajian tentang teori-teori yang mendukung upaya
tindakan yang dilakukan, pengalaman pribadi yang diduga menguatkan alasan
pentingnya tindakan yang akan dilakukan, dan bahkan jika ada perlu dikemukakan
temuan penelitian tindakan sejenis atau yang mirip dengan itu yang pernah
dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya (ini seringkali dapat ditemui dalam
jurnal-jurnal penelitian yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan,
junal/majalah Gentengkali misalnya).
Pentingnya tindakan yang akan
dilakukan sebagaimana dikemukakan di atas, merupakan argumentasi logik dan
teoritik yang diperlukan untuk menyusun kerangka konseptual. Atas dasar
kerangka berpikir konseptual inilah, maka suatu hipotesis penelitian dapat
dirumuskan.
H. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini
dikemukakan pendekatan penelitian yang digunakan, serta mengemukakan alasan
singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Pendekatan penelitian yang digunakan
dalam PTK adalah pendekatan penelitian kualitatif, sebab dalam melakukan
tindakan kepada subyek penelitian, yang sangat diutamakan adalah mengungkap
makna; yakni makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi,
kegairahan dan prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan. Sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan
Biklen (1998) bahwa ciri-ciri pendekatan kualitatif ada lima macam yakni: (1)
menggunakan latar alamiah, (2) bersifat deskriptif, (3) lebih mementingkan
proses daripada hasil, (4) induktif dan (5) makna merupakan hal yang esensial.
Jenis penelitian sudah
barang tentu PTK, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan
nyata bagi peningkatan profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman,
dan wawasan tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar (Rofi’udin, 1995).
Dalam bagian ini juga harus diungkapkan sifat PTK yang dilakukan, yakni apakah
PTK dilakukan secara mandiri oleh guru atau dilakukan secara
kolaboratif-partisipatoris, yaitu kerjasama antara peneliti dengan praktisi di
lapangan (guru). Dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam merencanakan
tindakan, melakukan tindakan, observasi, refleksi dan lain-lain sebagaimana
dikemukakan oleh Hord (dalam Rofi’udin, 1995) bahwa dalam kolaboratif, guru dan
peneliti memiliki seperangkat tujuan dan perencanaan yang sama, demikian juga
halnya dalam kegiatan pengumpulan, analisis dan refleksi.
I. Kehadiran Peneliti
Pada
bagian ini dikemukakan kedudukan peneliti dalam penelitian, sebagaimana ciri
penelitian kualitatif, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul
data. Instrumen selain manusia (seperti: angket, pedoman wawancara, pedoman
observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas
sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti adalah
mutlak, lebih-lebih dalam PTK peneliti yang mandiri selain sebagai pelaku
tindakan (berarti juga sebagai sumber data) juga bertugas sebagai pengamat
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran; sedang untuk penelitian yang
sifatnya kolaboratif dengan guru (sebagai pelaku tindakan) tugas peneliti
selain sebagai pengamat aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, ia
juga sebagai pewawancara yang akan
mewawancarai subyek penelitian (guru dan siswa).
J. Lokasi Penelitian.
Pada bagian ini
dikemukakan tentang dimana penelitian dilakukan? Mengapa memilih lokasi itu?,
di kelas berapa?, bagaimana
karakteristik kelas tersebut? misalnya komposisi siswa, tingkat kemampuan siswa
dan sebagainya, Aspek substantif
permasalahan juga perlu dikemukakan dalam bagian ini, seperti: Ekonomi kelas
III Madrasah Tsanawiyah atau Pendidikan Agama Islam kelas II SMA dan
sebagainya.
K.
Variabel yang Diselidiki
Pada bagaian ini peneliti menentukan variabel-variabel
penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab permasalahan yang
dihadapi. Variabel tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yakni:
1. Variabel input, yakni suatu variabel yang terkait dengan
siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, lingkungan belajar dan
sebagainya.
2. Variabel proses, yakni variabel yang
terkait dengan kegiatan belajar mengajar seperti: cara belajar siswa,
implementasi strategi atau metode pembelajaran tertentu dan sebagainya.
3. Variabel output, yakni suatu variabel yang
terkait dengan hasil yang diharapkan seperti: rasa ingin tahu siswa, motivasi
siswa dalam proses pembelajaran, sikap siswa terhadap pengalaman belajar yang
baru saja dilaksanakan, hasil belajar siswa dan sebagainya.
L. Rencana Tindakan
Pada bagian ini perlu
dikemukakan hal-hal yang akan dilaksanakan terkait dengan tindakan pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Hal-hal yang terkait dengan rencana tindakan antara
lain:
1. Perencanaan Tindakan, yaitu persiapan yang dilakukan
sehubungan akan digelarnya PTK; untuk keperluan ini langkah-langkah yang akan
dilakukan harus direncanakan secara rinci sehingga benar-benar dapat dijadikan
pegangan dalam melaksanakan tindakan. Dalam tahap ini juga perlu dilakukan
antisipasi kemungkinan perubahan yang bersifat penyesuaian. Hal-hal yang perlu
dilakukan seperti penetapan entry behavior,
pelancaran tes diagnostik untuk menspesifikasikan masalah, pembuatan skenario
pembelajaran, penyiapan atau pengadaan alat-alat dan sebagainya. Hal ini
penting untuk dilakukan supaya implementasi program dapat berjalan sesuai
dengan yang diagendakan.
2. Implementasi Tindakan, yaitu jabaran tindakan yang akan
digelar, skenario kerja tindakan perbaikan, dan prosedur tindakan yang akan
diterapkan. Terkait dengan ini, Suyanto (2002:19) menyatakan bahwa,
“pelaksanaan tindakan pada dasarnya dilakukan oleh
guru kelas yang bersangkutan. Orang lain, misalnya guru lain yang ikut serta
bahkan sebagai ketua tim dapat juga
melakukan tindakan, tetapi bukan sebagai pelaku utama. Oleh karena itu, sifat
hakiki dari PTK adalah kolaboratif dan nondisruptive.
Artinya peneliti non guru dan guru yang menjalani fungsi ganda sebagai pengajar
dan peneliti harus dapat bekerja sama sebaik-baiknya dalam rangka mencapai
tujuan penelitian tanpa mengorbankan tujuan kegiatan pembelajaran”.
Pada tahap ini, rencana pembelajaran yang telah disusun oleh
guru atau guru dan peneliti jika dilakukan secara kolaborasi dipergunakan
sebagai dasar dalam menyelenggarakan pembelajaran. Pada tahap ini guru melaksanakan
pembelajaran, sekaligus mengamati kejadian selama proses belajar berlangsung
(jika penelitian dilaksanakan sendiri), namun jika dilaksanakan secara
kolaborasi, maka tugas pengamatan secara itensif menjadi tanggungjawab
peneliti.
3. Observasi dan Interpretasi, kegiatan ini merupakan kegiatan
pengumpulan data, sebab observasi dipandang merupakan teknik yang paling tepat
untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran yang dilakukan dalam PTK.
Ketika pengamatan berlangsung peneliti mengumpulkan data proses pembelajaran
yang meliputi: aktivitas guru, aktivitas siswa, interaksi siswa dengan guru,
interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan bahan ajar, interaksi
siswa dengan sumber belajar lainnya, atau semua fakta yang ada selama proses
pembelajaran berlangsung. Dengan demikian kegiatan observasi ini dilakukan
bersamaan dengan proses pembelajaran sedang berlangsung, dan pada umumnya
datanya tentang proses perubahan kinerja pembelajaran (bersifat kualitatif),
walaupun data tentang hasil kegiatan pembelajaran (bersifat kuantitatif) juga
diperlukan. Data yang berhasil dikumpulkan sesegera mungkin dilakukan
interpretasi; sebab interpretasi yang ditunda-tunda seringkali menghasilkan
informasi yang kurang baik.
4. Analisis dan Refleksi, pada tahap ini kegiatan difokuskan pada
upaya untuk menganalisis, mensintesis, memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan.
Jika kegiatan penelitian dilakukan secara kolaborasi, maka guru dan peneliti
akan mendiskusikan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan
hasil pengamatan. Hal-hal yang perlu didiskusikan mencakup: (1) kesesuaian
antara pelaksanaaan dengan rencana pembelajaran yang dibuat, (2) kekurangan
yang ada selama proses pembelajaran, (3) kemajuan yang telah dicapai siswa, dan
(4) rencana tindakan pembelajaran selanjutnya.
Wahab (2007:-) mengemukakan bahwa pada tahap ini
kegiatannya dapat berupa: menganalisis, memaknai, menjelaskan, dan menyimpulkan
data yang diperoleh dari pengamatan (bukti empiris), serta mengkaitkannya
dengan teori yang digunakan (kerangka konseptual). Hasil refleksi ini dijadikan
dasar untuk menyusun perencanaan tindakan siklus berikutnya.
Dengan demikian, refleksi yang tajam dan
terpercaya akan dapat memperoleh masukan yang sangat berharga dan akurat bagi
penentuan tindakan berikutnya. Ketajaman refleksi sangat ditentukan oleh
tingkat ketajaman dan keragaman instrumen penelitian yang digunakan.
M.
Pengumpulan Data
Perlu diingat bahwa dalam PTK, guru merupakan
instrumen utama dalam pengumpulan data (jika penelitian dilakukan secara
kolaborasi, maka tugas pengamatan secara itensif merupakan tugas peneliti). Di
samping sebagai pelaku PTK, ia juga harus aktif sebagai pengumpul data, jadi
bukan semata-mata hanya sebagai sumber data. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan untuk pengumpulan data harus diuraikan dengan jelas; seperti
pengumpulan data melalui pengamatan partisipatif, pembuatan jurnal harian,
observasi aktivitas belajar siswa di kelas, pengambaran interaksi pembelajaran
di kelas, pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur assesmen dan
sebagainya.
N. Indikator Kinerja
Pada
bagian ini perlu dikemukakan tolok ukur keberhasilan tindakan perbaikan
ditetapkan secara eksplisit, sehingga memudahkan verifikasinya. Untuk tindakan
perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa
misalnya, perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pengurangan (jumlah, jenis dan/atau tingkat
kegawatan) miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari
implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.
Adapun indikator
keberhasilan yang berkaitan erat dengan evaluasi hasil belajar siswa (seberapa
besar siswa telah menguasai suatu kompetensi), maka dapat digunakan besarnya
sekor kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru atau
sekolah/madrasah sebagai kriteria keberhasilan kuantitatif dari pelaksanaan
PTK. Misalnya ditetapkan besar sekor KKM
adalah 75 (atau tingkat penguasaan kompetensi siswa sebesar 75 %), maka siswa
yang mencapai sekor minimal 75 dinyatakan telah berhasil secara individual
dalam mengikuti program pembelajaran, demikian sebaliknya siswa yang mencapai sekor
di bawah 75 dinyatakan belum tuntas mengikuti program pembelajaran, yang
selanjutnya dapat diberlakukan program remidi bagi siswa yang
bersangkutan.
SELAMAT BERLATIH
HAL TERPENTING ADALAH
MEMBUAT DAN MELAKUKAN
MASALAH HASIL URUSAN
BELAKANGAN
PEMAPARAN HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
1. Paparan
Data
Dalam penelitian
kualitatif, bagian tentang hasil
penelitian ditulis tentang paparan data dan temuan penelitian. Dengan demikan
dalam bagian ini diuraikan tentang data dan temuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode dan prosedur sebagaiamana diuraikan dalam bagian metode
penelitian. Uraian ini terdiri atas paparan data yang disajikan dengan topik
sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data. Paparan
data diperoleh dari hasil pengamatan (apa yang terjadi) dan atau hasil
wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi informasi lainnya (misalnya yang
berasal dari dokumen, foto, rekaman video dan hasil pengukuran).
Paparan data dalam PTK
dapat mengemukakan paparan dari tahap-tahap siklus PTK, yang mencakup (1) tahap
perencanaan tindakan, yakni mengemukakan kesesuaian atau ketidaksesuaian dari
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (2) tahap pelaksanaan tindakan yang
waktunya bertepatan dengan pelaksanaan pengamatan/observasi, yakni mengungkap
beberapa kejadian atau peristiwa pembelajaran yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung, dan (3) tahap refleksi, yakni mengungkap hasil
tinjauan atas pelaksanaan proses pembelajaran yang telah selesai dilaksanakan.
Dengan demikian secara
logis alur pikir paparan data dalam PTK adalah sebagai berikut:
a.
Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus I, berisi:
1)
Perencanaan Tindakan
2)
Pelaksanaan Tindakan
3)
Refleksi Pelaksanaan Tindakan
b. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus
II, berisi:
1)
Perencanaan Tindakan
2)
Pelaksanaan Tindakan
3)
Refleksi Pelaksanaan Tindakan
c. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus
III dan seterusnya.
Secara terperinci
hal-hal yang perlu diungkapkan dalam
paparan data dari setiap tahapan setiap siklus adalah sebagai berikut,
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam
tahapan ini dapat dikemukakkan (1)
proses penyusunan RPP berikut acuan yang digunakan; (2) proses pengembangan
tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, seperti: standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator hasil berlajar berikut tujuan
pembelajaran yang akan dicapai; (3) proses pengembangan strategi yang akan
diterapkan dalam proses pembelajaran; (4) proses pengembangan sumber, media dan
alat pembelajaran yang digunakan; (5) proses pengembangan instrumen penilaian
sampai berbentuk rubrik penilaian yang digunakan untuk menentukan indikator
keberhasilan pembelajaran; dan (6) dan sebagainya.
Contoh
paparan data dari tahap ini misalnya,
Penggunaan strategi
pemetaan pikiran dalam perencanaan pembelajaran menulis puisi disusun dan
diwujudkan dalam bentuk RPP. RPP disusun secara kolaboratif antara peneliti dan
guru kelas V ...
...
Aspek yang dinilai pada
hasil diarahkan pada kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan memperhatikan
kesesuaian isi dengan judul, enjambemen, diksi dan imajinasi. Penilaian
pembelajaran pada tahap penyajian diarahkan pada kemampuan siswa membaca puisi.
Aspek yang dinilai adalah lafal, intonasi dan ekspresi (Sukma, 2006:94).
Lebih
baik lagi jika pada bagian ini tidak berhenti pada kalimat aspek yang dinilai
adalah lafal, intonasi dan ekspresi, tetapi bagaimana proses pengembangan
rubrik penilaian yang digunakan untuik mengukur keberhasilan juga dikemukakan
pada bagian ini.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada
bagian ini paparkan tentang proses terjadinya pembelajaran, kemukakan
kejadian-kejadian penting yang menggambarkan suasana pembelajaran, interaksi
antar siswa, interaksi siswa dengan guru dan sebagainya. Dalam bagian ini data
yang dilaporkan dapat berasal dari (1) data hasil pengamatan, (2) data dari
hasil wawancara (wawancara dilakukan segera setelah sesi pembelajaran selesai
dilaksanakan), (3) data hasil
pengungkapan dokumen, (4) data hasil pengolahan tes, dan (5) data dari hasil
teknik pengumpulan data apapun yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan
masalah PTK.
Berikut adalah beberapa
contoh data yang dapat dipaparkan dalam bagian ini.
Contoh yang menggambarkan
proses seperti ini adalah,
Hasil rekapan wawancara adalah sebagai berikut,
terhadap pertanyaan “bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap penerapan strategi
pembelajaran kemarin?”. Seorang mahasiswa yang temasuk kelompok yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata (lebih lanjut disingkat dengan istilah mahasiswa I)
mengatakan,
Saya berpikir bahwa Bapak lebih mengedepankan
pahamnya mahasiswa dibandingkan dengan kewajibannya sebagai dosen, soalnya
kalau saya teliti banyak dosen yang lebih mengedepankan kewajibannya (mengajar
materi) daripada pahamnya mahasiswa.
Kelebihan metode ini terletak adanya banyak kesempatan yang diberikan
kepada mahasiswa yang telah paham untuk menjelaskan anggota kelompok yang belum
paham. ...
Dua orang mahasiswa yang
termasuk kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan rata-rata (lebih lanjut
disingkat dengan istilah mahasiswa IIA dan mahasiswa IIB) mengatakan,
Mahasiswa
IIA mengungkapkan,
Saya suka dengan strategi belajar kemarin, karena
dengan adanya strategi tersebut kita bisa langsung terjun ke lapangan dan kita
langsung dapat mengolah data. Dengan adanya tugas tersebut kita bisa memperoleh
penjelasan dari teman kelompok, kalau kita merasa belum begitu paham. Dan kita
juga bisa mempunyai rasa tanggung jawab terhadap teman kelompok jika mereka
merasa kurang paham.
Mahasiswa IIB, seorang mahasiswa yang berasal dari
Thailand, mengungkapkan bahwa,
Menurut saya, strategi pengajaran integrasi
kelompok sangat ada pengaruh terhadap sistem belajar kelompok, hal ini membuat
kekompakan di antara anggota kelompok dan sangat membantu di segi pemahaman
dalam belajar bagi anggota-anggota kelompok.
Sedangkan mahasiswa yang temasuk kelompok yang
memiliki kemampuan di bawah rata-rata (lebih lanjut disingkat dengan istilah
mahasiswa III) mengatakan,
Sistem kelompok sangat membantu dalam mecapai
tujuan terutama bagi mahasiswa yang belum paham betul terkait dengan materi
yang disampaikan oleh dosen; akan menjadi lebih paham manakala terjadi
interaksi yang lebih luas dengan anggota kelompok yang sudah paham. Karena
menurut saya mata kuliah statistik adalah sulit karena saya sendiri belum
pernah mengenal mata kuliah statistik dan saya sendiri merasa lemah bila
dihadapkan pada hitung-hitungan.
Dengan demikian tanggapan para informan adalah
positif terhadap pelaksanaan pembelajaran model investigasi kelompok, karena
keempat mahasiswa menyatakan senang terhadap strategi pembelajaran yang mereka
alami (Wahidmurni, 2005).
Contoh Paraparan Data Hasil
Pengamatan
Paparan
data hasil pengamatan yang dilaporkan adalah data tentang apa yang ditangkap
oleh peneliti, bukan interpretasi peneliti dari apa yang mereka amati. Beberapa contoh hasil pengamatan adalah
sebagai berikut,
Ketika sesi presentasi dimulai banyak mahasiswa
enggan memulai, sebagian besar mahasiswa masih banyak yang menoleh ke kanan ke
kiri, untuk melihat kelompok mana yang akan memulai pertama kali. Sampai
akhirnya kelompok yang diketuai Andik (mahasiswa yang tampak menonjol
kecerdasannya) memulai presetasi, dia memulainya dengan lancar menjelaskan
proses pembuatan tabel dan gambar yang dibuat, selanjutnya para anggotanya
mulai gugup menjelaskan hasil pekerjaannya di depan kelas; bicaranya agak pelan
dan kertas yang dipegang tampak bergerak-gerak karena tangan yang memegangnya
gemetaran ... (Wahidmurni, 2005).
Contoh lain,
Kejadian
menarik adalah ketika waktu yang diberikan habis, subyek I berkata pada
kelompoknya “wis a … kon wis ngerti a …? (sudah … kalian sudah mengerti semua?.
Ungkapan ini memperlihatkan tanggung jawab siswa (pandai) kepada kelompoknya
telah tumbuh. Hal ini kemungkinan tidak dapat tumbuh dalam pembelajaran yang
menerapkan belajar klasikal, atau bahkan belajar dalam kelompok seperti
biasa (Noornia, 1997:177).
Perhatikan contoh-contoh
di atas, kita akan menemukan ada contoh yang di dalamnya memuat interpretasi
peneliti dalam kutipan, misalnya kalimat “Ungkapan ini memperlihatkan tanggung
jawab siswa (pandai) kepada kelompoknya telah tumbuh. Hal ini kemungkinan tidak
dapat tumbuh dalam pembelajaran yang menerapkan belajar klasikal, atau bahkan
belajar dalam kelompok seperti biasa”. Kalimat seperti ini seharusnya tidak
masuk dalam kutipan, melainkan interpretasi peneliti dalam kegiatan refleksi
atau merupakan temuan penelitian yang dibahas pada bagian berikutnya.
Contoh lain tentang paparan data dari pengamatan,
Pengaturan tempat duduk
yang terpisah juga terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung di kelas.
Berikut ini petikan catatan lapangan yang menggambarkan suasana tersebut
(kalimat ini adalah kalimat pengantar penulis, untuk memaparkan apa yang ia
lihat).
Semua
mahasiswa sudah duduk di tempatnya ketika dosen datang untuk memulai
pembelajaran. Mahasiswa perempuan yang semuanya berjilbab duduk di kursi bagian
barat, sementara para mahasiswa laki-laki duduk di kursi bagian timur. Ada dua
belas mahasiswa perempuan dan sepuluh mahasiswa laki-laki yang mengikuti kuliah
siang itu.
Contoh Paparan Data Hasil Pengukuran
Paparan data hasil pengukuran mengungkap informasi
yang dihasilkan dari pengukuran data kuantitatif (yang seringkali dari hasil
pengolahan Statistik Deskriptif). Dengan demikian dalam bagian ini tidak
dilaporkan tentang bagaimana proses pengukurannya, melainkan informasi akhirnya
saja. Informasi yang dilaporkan dapat berupa tabel-tabel, gambar atau diagram.
Sebagai contoh,
Hasil pengukuran tes
secara individual disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Distribusi Skor Tes Individual Mata Kuliah
Statistika Pendidikan
|
No.
|
Interval Skor
|
Frekuensi
|
Status*
|
|
1.
|
95 – 100
|
1
|
Lulus
|
|
2.
|
90 – 94
|
4
|
Lulus
|
|
3.
|
85 – 89
|
4
|
Lulus
|
|
4.
|
80 - 84
|
8
|
Lulus
|
|
5.
|
75 – 79
|
7
|
Lulus
|
|
6.
|
70 - 74
|
2
|
Lulus
|
|
7.
|
65 – 69
|
1
|
Lulus
|
|
8.
|
60 – 64
|
3
|
Lulus
|
|
9.
|
55 – 59
|
0
|
Lulus
|
|
10.
|
50 – 54
|
4
|
Tidak Lulus
|
|
11
|
00 – 49
|
1
|
Tidak Lulus
|
|
|
|
35
|
|
* Standar Kelulusan Diambilkan dari Kriteria Penilaian dalam Buku Pedoman
PendidikanUIN Malang Tahun Akademik 2005/2006 Halaman 43.
(Sumber: Wahidmurni, 2005)
Contoh Paparan Data dari
Dokumen
Paparan data yang datanya
diambil dari sebuah dokumen, cara penyajiannya seperti apa yang kita lakukan
ketika kita menyajikan kutipan pendapat dari pakar atau ahli melalui berbagai
sumber seperti buku, makalah atau artikel lainnya. Bukankah sumber-sumber
tersebut juga berupa dokumen?. Berikut adalah contoh paparannya,
Dalam buku harian
penghubung komunikasi guru dan orang tua atau wali siswa terdapat beberapa
informasi yang sangat berguna bagi peningkatan kualitas belajar siswa, berikut
adalah gambaran informasi yang terekam dalam buku penghubung salah seorang siswa Sekolah Dasar bernama
Aden Yusuf,
Catatan
guru: Aden di kelas hari ini melamun saja ketika proses pembelajaran
berlangsung, sebentar-sebentar matanya menerawang ke atas. Hal ini sangat berlawanan dengan keadaan
biasanya, yang selalu ceria dan aktif mengikuti proses pembelajaran. Sebenarnya
ada apa ya dengan Aden?
Komentar orang tua: ya, memang pada hari kemarin
tanggal 9 Januari 2008, Aden sedang ada masalah, ada keinginannya untuk
dibelikan sepeda motor tidak kami kabulkan, karena kami rasa untuk anak SD
kelas V, masih terlalu kecil untuk naik sepeda motor bila berangkat ke sekolah.
Untuk itu kami mohon pada Bapak/Ibu guru dapat membantu kami untuk menjelaskan
kepada Aden. Terima kasih (Sumber: Dokumen Buku Harian Siswa).
Contoh lain,
Dari buku presensi guru
Matematika diketahui bahwa banyak siswa yang bolos sekolah, hal ini tergambar
dari analisis presensi kehadiran siswa sebagai berikut,
Dari
40 orang siswa, mulai tanggal 12 Januari 2008 siswa yang hadir sebanyak 30
orang, tanggal 19 Januari 2008 siswa yang hadir 32 siswa, dan tanggal 26 Januari 2008 siswa yang hadir
juga masih 32 orang (Sumber: Dokumen
Presensi Guru Matematika).
c. Tahap Refleksi Pelaksanaan
Tindakan
Pada bagian ini
dikemukakan hal-hal yang terkait dengan tinjauan atas: (1) tahap-tahap RPP yang
telah dijalankan, dan (2) pelaksanaan program pembelajaran, baik selama proses
pembelajaran berlangsung maupun setelah proses pembelajaran selesai
dilaksanakan. Dalam tahap refleksi ini akan dapat disusun perbaikan atau
modifikasi dari RPP untuk tahap pembelajaran berikutnya, atau tidak ada
perbaikan atau modifikasi untuk tahap (siklus) berikutnya. Jika penelitian
dilaksanakan secara kolaborasi, maka pada kegiatan refleksi inipun harus
dilakukan secara kolaborasi juga.
Beberapa hal yang dapat
dikemukakan pada bagian refleksi adalah sebagai berikut,
1) Refleksi terhadap RPP
Beberapa pertanyaan yang
dapat diajukan pada bagian ini adalah (1) apakah guru tidak mengalami kesulitan
dalam menjalankan RPP, ataukan upaya perbaikan atau modifikasi RPP perlu
dilakukan untuk pelaksanaan program pembelajaran berikutnya; (2) apakah jumlah
jam pembelajaran telah memadai untuk setiap kegiatan pembelajaran (kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup)?; (3) dan sebagainya
2) Refleksi terhadap Pelaksanaan Tindakan
Beberapa pertanyaan yang
dapat diajukan pada bagian ini adalah (1) apakah siswa memahami instruksi guru
ketika menjalankan strategi pembelajaran?; (2) apakah para siswa telah
melaksanakan kegiatan siswa sesuai dengan strategi yang dikembangkan?; (3)
apakah selama proses pembelajaran, guru dan siswa dapat berinteraksi secara
wajar, tanpa mengalami kesulitan yang berarti?; (4) apakah indikator-indikator
keberhasilan tindakan sering muncul selama proses tindakan dijalankan?; (5) apa
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan?, (6) bagaimana persepsi kita
(siswa, guru dan pengamat) terhadap tindakan yang telah kita lakukan?; (7)
apakah terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas dari hasil tindakan?; (8) dan
sebagainya yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti.
Hasil dari refleksi ini adalah suatu keputusan
tentang perlu tidaknya modifikasi perencanaan dari tindakan yang kita
kembangkan atau tindakan yang kita kembangkan telah berhail kita lakukan,
sehingga sesi PTK dapat dianggap sudh selesai.
2. Temuan Penelitian
Pertanyaan
yang muncul ada bagian ini? Apakah temuan penelitian berasal dari kegiatan
refleksi? Jika ya, maka bagian temuan dalam penelitian pada umumnya adalah sama
dengan bagian dalam refleksi dalam PTK.
Hasil analisis data yang
merupakan temuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan,
dan motif yang muncul dari data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian
katagori, sistem klasifikasi, dan tipologi. Dalam PTK pada bagian ini
dikemukakan temuan-temuan yang muncul dari tahap-tahap (siklus) PTK itu
sendiri, yakni mencakup temuan: (1) pada tahap perencanaan (RPP), dan (2) tahap
pelaksanaan tindakan.
Temuan pada tahap RPP, dapat dikemukakan (1)
cukup tidaknya jumlah jam pelajaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan tindakan
sebagaimana tertuang dalam silabus dan RPP yang telah dibuat sebelumnya, (2)
perlu tidaknya modifikasi strategi yang telah dijalankan dalam program
pembelajaran, (3) perlu tidaknya indikator-indikator hasil belajar yang
dikembangkan direvisi, (4) perlu tidaknya penambahan penggunaan
sumber/bahan/alat pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran berikutnya, (5)
perlu tidaknya instrumen penilaian yang telah dikembangkan sebelumnya
dimodifikasi, dan (6) dan sebagainya.
Temuan pada tahap pelaksanaan tindakan dapat
mengemukakan, (1) kecenderungan siswa dalam memahami instruksi guru ketika
menjalankan strategi pembelajaran; (2) kecenderungan siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan strategi yang dikembangkan; (3) pola
interaksi guru dan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar
selama proses pembelajaran berlangsung; (4) kecenderungan munculnya
indikator-indikator keberhasilan maupun indikator ketidakberhasilan tindakan
sering muncul selama proses tindakan dijalankan; (5) dan sebagainya.
Temuan pada tahap refleksi pelaksanaan tindakan
dapat dikemukakan simpulan-simpulan peristiwa yang menunjukkan
indikator-indikator keberhasilan atau indikator-indikator ketidakberhasilan
tindakan, yang selanjutnya digunakan untuk upaya-upaya perbaikan siklus
berikutnya; atau jika sesi penelitian sudah selesai dilaksanakan maka dapat
dibuatkan rekomendasi untuk pembelajaran sejenis di masa yang akan datang.
Oleh karena dalam kegiatan refleksi dilakukan
dengan cara meninjau kegiatan yang terjadi selama proses perencanaan dan
pelaksanaan tindakan; kegiatannya mencakup menganalisis, memaknai, menjelaskan,
dan menyimpulkan data yang diperoleh, sehingga
dapat dirumuskan pernyataan-pernyataan kesimpulan PTK yang merupakan temuan
penelitian.
B.
Pembahasan
Pembahasan biasanya
disajikan pada Bab IV atau Bab V dalam suatu laporan penelitian tergantung dari
permintaan sponsor atau ketentuan lembaga pendidikan tempat kita melaporkan
penelitian.
Pada bagian ini kejelian
dan ketajaman daya pikir peneliti untuk membahas temuan penelitian sangat
penting, sebab pada bagian pembahasan
peneliti harus menginterpretasi bagaimana kedudukan temuan penelitiannya terhadap
temuan atau teori sebelumnya. Jika memungkinkan perlu diungkapkan juga
implikasi dari temuan penelitian ini.
Pengintegrasian temuan
penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jalan
menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan
dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan
temuan empiris lain yang relevan. Sebab, membandingkan hasil penelitian yang
diperoleh dengan temuan penelitian lain yang relevan akan mampu memberikan
taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian.
JUDUL PTK
Peningkatan Kualitas Belajar Statistika
Pendidikan melalui Strategi
Pembelajaran Model Investigasi Kelompok pada Mahasiswa Semerter III A Program Studi PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
atau
Penerapan
Strategi Pembelajaran Model
Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Statistika Pendidikan pada Mahasiswa Semerter III A Program Studi PAI Fakultas Tarbiyah UIN
Malang.
RUMUSAN MASALAH
Dengan mengacu pada latar belakang masalah
di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah umum penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah proses pembelajaran dengan
strategi pembelajaran model investigasi kelompok untuk meningkatkan
kualitas belajar statistika
pendidikan pada mahasiswa
semester III A Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang?”.”.
Adapun
rumusan masalah khususnya adalah:
1.
Bagaimanakah proses perencanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran
model investigasi kelompok untuk meningkatkan kualitas belajar statistika pendidikan pada mahasiswa semester III A Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang?”.
2.
Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran
model investigasi kelompok untuk meningkatkan kualitas belajar statistika pendidikan pada mahasiswa semester III A Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang?”.
3.
Bagaimanakah proses dan hasil penilaian pembelajaran dengan strategi pembelajaran
model investigasi kelompok untuk meningkatkan kualitas belajar statistika pendidikan pada mahasiswa semester III A Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang?”.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasar rumusan masalah di atas, maka secara
umum tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan proses
pembelajaran dengan strategi pembelajaran model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kualitas belajar statistika
pendidikan pada mahasiswa
semester III A Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
Adapun
tujuan penelitian khususnya adalah mendeskripsikan:
1.
Proses perencanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran
model investigasi kelompok untuk meningkatkan kualitas belajar statistika pendidikan pada mahasiswa semester III A Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
2.
Proses pelaksanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran
model investigasi kelompok untuk meningkatkan kualitas belajar statistika pendidikan pada mahasiswa semester III A Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
3.
Proses dan
hasil penilaian pembelajaran dengan
strategi pembelajaran model investigasi kelompok untuk meningkatkan
kualitas belajar statistika
pendidikan pada mahasiswa
semester III A Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi dosen atau peneliti.
Dengan dilaksanakan PTK maka dosen sebagai
peneliti sedikit demi sedikit mengetahui strategi, media ataupun metode
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran.
Selain itu dosen dapat menyadari bahwa dalam penciptaan kondisi pembelajaran
selain penguasaaan metode, strategi dan media juga diperlukan kreatifitas yang
tinggi sehingga apa yang diterapkan
sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa yang sedang belajar.
2. Bagi Mahasiswa
Dengan dilaksanakanya PTK akan sangat
membantu mahasiswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan belajar. Dengan
adanya tindakan yang baru dari dosen akan memungkinkan mahasiswa terlibat
secara aktif dalam proses belajar mengajar, mengembangkan daya nalar serta
mampu untuk berfikir yang lebih kreatif; sehingga mahasiswa termotivasi untuk
mengikuti proses pembelajaran.
3. Bagi Jurusan
Bagi jurusan hasil PTK sangat bermanfaat
dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran, sedangkan bagi dosen yang lain
hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih dan menerapkan
suatu strategi, metode atau media yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi
pembelajaran tertentu.
4. Bagi Fakultas/Universitas
Sebagai
wahana untuk menjalankan tugasnya dalam mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi
yakni melaksanakan (1) pendidikan dan pembelajaran, (2) penelitian dan (3)
pengabdian kepada masyarakat; lebih-lebih fakultas ini memiliki tugas
menghasilkan calon-calon guru profesional di masa depan. Dengan demikian
hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mempersiapkan calon guru
di masa yang akan datang dan juga sebagai pengembangan keilmuan khususnya
masalah pembelajaran.
HIPOTESIS PENELITIAN
Adapun
rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah “Jika strategi pembelajaran model investigasi
kelompok diterapkan dalam pembelajaran Statistika Pendidikan, maka kualitas
hasil belajar mahasiswa jurusan PAI semester III kelas A fakultas Tarbiyah UIN
Malang dapat ditingkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar