Saya menyadari, setiap manusia yang lahir merupakan
makhluk pilihan yang telah melewati berbagai rintangan ketika pertama kali
jutaan air mani berebut menuju sel telur, dan hanya satu yang berhasil untuk
mnjadi zigot dan pada akhirnya menjadi janin dan bayi, seperti yang pernah saya
lihat di video-video di Youtube tentang “Keajaiban Penciptaan”, karya Harun
Yahya.
Dari hal itu, menunjukkan seorang manusia dilahirkan,
pada dasarnya seorang yang memiliki daya juang yang tangguh, yang mampu
bersaing dan menjadi pemenang. Namun ketika
seorang anak yang lahir ke dunia, setidaknya mempunyaitiga KETAKUTAN, yaitu
takut sendiri (termasuk juga disini takut gelap), takut jatuh, dan takut suara
keras.
Setelah beranjak dewasa, ada manusia yang dihantui oleh
perasaan KETAKUTAN tersebut. Bahkan rasa takut tersebut berkembang, beranak
pinak menjadi beberapa ketakutan, diantaranya; takut gagal, takut miskin, takut
dikritik, takut berbicara di depan umum, takut bermimpi, takut tidak punya
jodoh, takut kehilangan dan takut-takut yang lain.
Rasa KETAKUTAN terhadap kegagalan adalah penyebab utama
dari banyak kegagalan yang terjadi. KETAKUTAN tersebut menjadikan seseorang
tidak berani melangkah, tidak berani memulai sesuatu dan tidak berani melakukan
banyak hal sehingga tidak mampu menunjukkan potensi yang dimilikinya secara
maksimal. Pada akhirnya akan terhenti sebelum seseorang yang merasa KETAKUTAN
tersebut memulai sesuatu hal untuk pertama kalinya. Bukannya menggunakan akal
pikiran yang diberikan ALLAH Subhanahuwata’alla yang sangat menakjubkan untuk
mencari cara bagaimana mendapatkan yang diinginkan, justru malah menggunakan
kemampuannya untuk mencari alasan-alasan pembenar untuk membela diri dari
KETAKUTANnya sendiri. Dalam hati seseorang yang KETAKUTAN itu, tertanam bahwa
dirinya tidak mampu dan apa yang diinginkan tidak mungkin akan diperoleh serta
apa pun yang dilakukannya tidak akan berhasil.
Saya pribadi, telah beberapa kali gagal dalam beberapa
usaha untuk mewujudkan mimpi saya. Sebelum menikah dengan istri saya, saya
telah gagal setidaknya dua kali dalam menjalin hubungan serius dengan seorang
wanita (belum yang tidak serius). Ketika ingin melamar istri saya sekarang ini
pun membutuhkan proses yang tidak mudah, mengalami penolakan dari orang tua
saya, saudara-saudara saya, orang tua istri saya, kakak dan saudara istri saya,
bahkan ditolak oleh istri saya, begitu saya menyatakan ingin menikahinya. Namun
terus berjuang, berikhtiar, berusaha, dan berdoa hingga singkat kata, saya
berhasil menaklukkan hati istri saya dan orang-orang yang tidak setuju dengan
mimpi saya untuk menikahinya. Saya membayangkan andaikan pada waktu itu saya tidak
mampu mengalahkan rasa KETAKUTAN saya, mungkin hingga sekarang belum menikah,
belum punya anak, belumm bekerja, belum punya rumah dan lain-lain. Insya
Alloh..., semua karena barokahnya menikah.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar