Pikiran Positif
Berpikir secara positif dalam perspektif agama Islam
adalah khusnudzon (berprasangka yang baik). Khusnudzon adalah suatu
akhlak terpuji yang mengandung arti berbaik sangka dan lawannya adalah su’udzon
: artinya berburuk sangka. Jadi setiap apa yang terjadi akan disikapi secara positif
oleh seseorang apabila mempunyai sikap khusnudzon (berbaik sangka). Berfikir
positif dan berbaik sangka dapat menyelamatkan hati. Sebab hati yang bersih
adalah hati yang tidak menyimpan kebencian, hati yang tentram adalah hati yang
tidak memendam prasangka, dan hati yang berseri hanyalahhati yang selalu
berfikir positif.
Sebaliknya, ketika Anda memiliki pikiran-pikiran yang negatif, berpotensi mendatangkan perasaan lemah dan kurang percaya diri. Manakala Anda mempunyai pikiran negatif dan mengatakan sesuatu yang negatif,dalam menyikapi sesuatu hal, maka pada hakikatnya Anda telah menyerahkan potensi dan kekuatan yang Anda miliki untuk menguap dan hilang. Anda akan marah, mempertahankan diri, frustasi dan tidak bahagia. Pada akhirnya pikiran negatif Anda berakibat selain secara psikologis Anda boleh dikatakan sakit, karena bisa merusak hubungan-hubungan Anda dengan orang di sekitar Anda. Secara fisik pun Anda bisa mengalami sakit. Anda akan berpotensi kena penyakit stroke, darah tinggi, lumpuh, sakit kepala dan lama-kelamaan sakit komplikasi dan mati. Naudzubillahimindzalik.
Maka dari itu, mulailah
berpikir positif dalam menyikapi segala sesuatu yang ada di hadapan Anda. Pikiran
positif akan memberi Anda kesehatan, baik secara psikis maupun fisik. Insya
Alloh. Sebagai contoh, di saat Anda mengalami masalah atau penderitaan terhadap
kehidupan pribadi. Disinilah Anda dituntut untuk menunjukkan sikap terhadap
masalah pribadi yang menimpa Anda. Apakagh Anda memilih untuk berpikir positif
atau negatif. Jika Anda memilih berpikir negatif, maka akan melahirkan sikap
merasa kesal, marah, sedih, frustasi, putus asa dan menyesal atas masalah dan
penderitaan yang Anda terima. Sehingga Anda tidak memecahkan masalah, justru
mempersulitnya dan tentunya tidak memberikan solusi atau jalan keluar, alias
kontraproduktif.
Manakala, Anda memilih
untuk berpikir dan menyikapinya secara positif, maka akan terjadi penerimaan
yang diikuti keikhlasan atas masalah yang Anda alami dan perasaan untuk terus
memperbaiki sesegera mungkin dengan solusi yang terbaik. Tidak ada rasa sedih
dan putus asa di dalamnya. Dengan sendirinya Anda akan merasa kuat dalam
menghadapi masalah dan penderitaan yang sedang menerpa.
Saya pribadi, boleh
dikatakan mempunyai “masalah” pribadi terkait tempat tugas saya yang sangat
jauh (Pulang Pergi 100 Km), yang membutuhkan tenaga yang ekstra dan waktu yang
tidak pendek untuk menjangkaunya setiap hari, dikarenakan jalan yang menanjak,
berkelok-kelok dan rusak. Jujur saja satu tahun pertama pikiran-pikiran negatif
menyelimuti pemikiran saya, sehingga ada perasaan sedih dan putus asa. Sehingga
bila sampai di rumah, kegiatan saya paling banyak adalah tidur, karena capek
sekali yang menimbulkan sakit fisik berupa sering pusing dan masuk angin.
Namun, saya mencoba berusaha
berprasangka yang baik kepada Allah SWT (berpikir positif), dengan mengubah
pola pikir saya , untuk mencari hikmah dibalik semua ini. Setiap kali saya
berangkat bertugas, selain niat ibadah jihad
fisabilillah, juga saya niatkan untuk rekreasi dan refreshing. Selama dalam perjalanan pun, saya isi perjalanan saya yang
panjang (setidaknya 1,5 jam) dengan membaca dzikir dan berpikir dengan analisis
SWOT tentang rencana-rencana masa depan. Alhamdulillah,
di sela-sela saya tetap mengajar sebagai guru dan pedagang, saya berhasil
mendapatkan beasiswa kuliah, menjadi wisudawan terbaik di pascasarjana, menjadi
dosen dan trainer, dan pergaulan saya menjadi lebih luas.
Berpikir positif,
bukanlah hal yang mudah. Dengan semua kesulitan yang kita hadapi dalam hidup ini.
Namun sangat penting bagi kita untuk membiasakan diri berpikir positif. Tidak hanya
berguna bagi kesehatan kita, tetapi juga untuk keluarga kita dan orang-orang di
sekitar kita. Setiap orang di dunia pasti pernah mengalami depresi atau putus
asa. Diantaranya solusinya adalah mencegah emosi negatif dengan memiliki
pandangan hidup yang positif (positif
thingking). Jangan sampai depresi menang dan kita terpuruk di dalamnya.
Saya pribadi pun masih belajar dan terus belajar. Bukan berarti saya menulis
artikel tentang pikiran positif, saya sudah selalu melakukan hal tersebut,
namun tulisan ini, selain nasehat untuk diri saya sendiri juga mungkin dapat
bermanfaat untuk Anda. Insya Alloh.
Wallohua’lam.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar